Mikcrokontroler
ATMega8535
Disini saya
akan membahas tentang mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler
ATMega8535
ATMega8535
adalah mikrokontroler CMOS 8 bit daya rendah berbasis arsitektur RISC.
Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput
mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan
tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroler ATmega8535
memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah solusi
pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan.
Fitur-fitur
tersebut antara lain:
Saluran I/O
sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D
ADC (Analog
to Digital Converter)
Tiga buah
Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan
CPU yang
terdiri atas 32 register
Watchdog
Timer dengan osilator internal
SRAM sebesar
512 byte
Memori Flash
sebesar 8kb dengan kemampuan read while write
Unit
Interupsi Internal dan External
Port
antarmuka SPI untuk men-download program ke flash
EEPROM
sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi
Antarmuka
komparator analog
Port USART
untuk komunikasi serial.
B.
Konfigurasi Pin ATMega8535
Mikrokontroler
AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port
paralel. Satu port paralel terdiri
dari 8 pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port
A, port B, port C dan port D. Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara
port A.0 sampai dengan port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C,
port D. Diagram pin mikrokontroler dapat dilihat pada gambar berikut:
Diagram Pin
ATMega8535
Berikut ini
adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler
ATMega8535:
Tabel Penjelasan pin pada mikrokontroler ATMega8535
Vcc
|
Tegangan suplai (5 volt)
|
GND
|
Ground
|
RESET
|
Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clocksedang
berjalan. RST pada pin 9
merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset
|
XTAL 1
|
Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal
|
XTAL 2
|
Output dari penguat osilator inverting
|
Avcc
|
Pin tegangan suplai untuk port A dan
ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC
tidak digunakan, maka pinini harus
dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter
|
Aref
|
pin referensi tegangan analog untuk
ADC
|
AGND
|
pin untuk analog ground.
Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah
|
Berikut ini
adalah penjelasan dari pin mikrokontroler ATMega8535 menurut port-nya
masing-masing:
1. Port A
Pin33 sampai
dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port I/O.
Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per
bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus
di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika
ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1
jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki
fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel
Penjelasan pin pada port A
Pin
|
Keterangan
|
PA.7
|
ADC7 (ADC Input Channel 7)
|
PA.6
|
ADC6 (ADC Input Channel 6)
|
PA.5
|
ADC7 (ADC Input Channel 5)
|
PA.5
|
ADC4 (ADC Input Channel 4)
|
PA.3
|
ADC3 (ADC Input Channel 3)
|
PA.2
|
ADC2 (ADC Input Channel 2)
|
PA.1
|
ADC1 (ADC Input Channel 1)
|
PA.0
|
ADC0 (ADC Input Channel 0)
|
2. Port B
Pin 1 sampai
dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port I/O.
Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per
bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan
display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus
di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika
ingin memfungsikan pin-pin port B yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1
jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi
alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel
Penjelasan pin pada port B
Pin
|
Keterangan
|
PB.7
|
SCK (SPI Bus Serial Clock)
|
PB.6
|
VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
|
PB.5
|
VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
|
PB.4
|
SS (SPI Slave Select Input)
|
PB.3
|
AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC
(Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
|
PB.2
|
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2
(External Interrupt2 Input)
|
PB.1
|
T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
|
PB.0
|
T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK
(JSART External Clock Input/Output)
|
3. Port C
Pin 22
sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri merupakan port
input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor
(dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C
(DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC
diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input,
atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki
fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel II.6:
Tabel
Penjelasan pin pada port C
Pin
|
Keterangan
|
PC.7
|
TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
|
PC.6
|
TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
|
PC.1
|
SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)
|
PC.0
|
SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)
|
4. Port D
Pin 14
sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit directional
port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat
diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat
mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus
di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika
ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1
jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi
alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel
Penjelasan pin pada port D
Pin
|
Keterangan
|
PD.0
|
RDX (UART input line)
|
PD.1
|
TDX (UART output line)
|
PD.2
|
INT0 (external interrupt 0 input)
|
PD.3
|
INT1 (external interrupt 1 input)
|
PD.4
|
OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)
|
PD.5
|
OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)
|
PD.6
|
ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
|
PD.7
|
OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
|
C. Diagram
Blok ATMega8535
Pada diagram
blok ATMega8535 digambarkan 32 general purpose Working register yang
dihubungkan secara langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU). Sehingga
memungkinkan dua register yang berbeda dapat diakses dalam satu siklus clock.
Analisa
& Kesimpulan
Berdasarkan
pengalaman saya belajar sensor LM35 mampu bekerja dengan baik dalam mendeteksi
kenaikan suhu ruangan. Mikrokontroler ATMEGA 8535 bisa mengendalikan perangkat
sensor dan kipas dengan respon yang cepat pengontrolan suhu ruangan bisa di
terapkan di berbagai tempat yang membutuhkan kontrol suhu.
Diharapkan
bagi pengembangan selanjutnya dapat menggunakan LCD untuk display suhu, dan
menggunkan lebih dari 1 buah sensor sehingga pengontrolan suhu merata.
Daftar
Pustaka
https://fermanaheru.wordpress.com/2011/01/08/pengontrolan-suhu-ruangan-berbasis-mikrokontroler-at-mega-8535/
Update Betting adalah agen judi online terpercaya dan berpengalaman di Indonesia
BalasHapusDepo/wd hanya 50rb saja.. mari daftar
BalasHapusAda no contac Gan.tolong wa ke.no 085346165272