Ucapan dan Ejaan
Arti Ucapan
Ucapan
Ucapan yang sering kita gunakan di kehidupan sehari hari
adalah bahasa pengantar dari kita ke orang lain yang memiliki sebuah maksud dan
tujuan. bahasa pengantar kita adalah bahasa indonesia tetapi bahasa indonesia
adalah bahasa penuntun atau bahasa kedua. Kita sering dapat menentukan daerah
asal seseorang dengan menggunakan bahasa yang digunakannya.
Tanda Baca
Ada beberapa macam tanda baca seperti titik (.), koma(,),
titik koma (;), titik dua (:), dan tanda petik (“..”)
Tanda Titik(.)
Tanda titik dipakai untuk menandai berakhirnya sebuah
kalimat. kemudian tanda titik juga dipergunakan sesudah nomor bab atau subbab
atau bagian dari subbab. Contoh :
Ibu memasak ikan di dapur dengan menggunakan wajan,
Asep bermain bola kaki di lapangan.
yang perlu diperhatikan adalah kapan seharusnya titik tidak
digunakan. Seperti SMA,SMP,ABRI tidak menggunakan titik. Alamat surat baik
pengirim ataupun alamat yang dituju juga tidak menggunakan titik karena alamat
tersebut tidak merupakan sebuah kalimat
Tanda Koma(,)
Tanda koma digunakan untuk menandai adanya jeda di dalam
suatu kalimat. Contoh :
Ibu ke pasar membeli cabe, bawang putih, bawang merah, jahe,
timun, dan tomat di pasar.
Saya membeli ikan, gurita, cumi, ayam, dan daging sapi,
ketika dipasar.
Tanda Titik Koma (;).
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian
kalimat sejenis dan setara. Contoh :
hari sudah malam; si Andi belum juga pulang ke rumah
Tanda titik koma digunaka untuk membatasi bagian-bagian
kalimat yang sudah mengandung koma. Contoh :
Andi membeli sepatu, baju, celana dan Kaos kaki; sedangkan
Budi membeli gelang, kalung, cincin dan minyak harum.
Tanda Titik Dua (:).
Tanda Titik Dua juga digunakan pada kata-kata misalnya,
contohnya, sebagai berikut yang diikuti perincian. Contoh :
Ketua : Ridho amdeni
Sekretaris : Jessica Veranda Tanumihardja
Bendahara : Milenia Christiani Glory Gunawan
Tanda Titik Dua dipakai
akhir suatu pernyataan yang
lengkap dan diikuti oleh rangkaian
atau perincian. Contoh :
Ridho membeli : baju, sepatu, sendal, dan ikat pinggang.
Tanda Petik (“___”).
Biasanya tanda petik di cetak dengan menggunakan huruf
miring. Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan
huruf miring. Melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik
tetap digunakan. Contoh :
ibu berteriak memanggil adik,”arif jangan lupa pulang untuk
makan”
Tolong berpikirlah dengan “positive thinking”
Tanda Hubung (-).
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang
diulang seperti kapan-kapan, buah-buahan, sayap-sayapan DLL. Tanda hubung juga
digunakan untuk menghubungkan tanggal, bulan, tahun. Contoh :
Pekanbaru,26 juni 1995
Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan awalan atau
akhiran di dalam bahasa indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar asing. Contoh :
Di-Pukilin, Pe-Langgar-an, Pen-Cabut-an.
Tanda-Tanda Baca yang Lain
Tanda tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipsis (…), tanda
tanya(?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis
miring (/), dan tanda penyikat /apostrof (‘).
Kata Dan Pilihan Kata
Pengertian kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung
arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa
terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata
tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa,
klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat:
kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata
yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan
pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal
(prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau
akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami
perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan
beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Pengertian Pilihan Kata
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata-kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana yang sesuai dengan apa yang
hendak kita ungkapkan. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa
sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata
tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa
karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan
ditafsirkan lewat kata-kata. (Nurgiyantoro 1998:290) Pemilihan kata-kata
tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang
dikehendaki Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang
mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu
gagasan.
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
bagi pembacanya.
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan
kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah
dimengerti.
Makna Kata
Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan.
Contohnya kata rumah yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h
adalah bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu
oleh bentuk kata tersebut.
Secara umum, makna kata dibedakan menjadi:
1. Makna denotasi
Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan makna yang
terdapat dalam kamus.
2. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang didasarkan atas perasaan
tertentu atau nilai rasater tentu disamping makna dasar yang umum.
3. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata sebagai satuan bebas. Makna
ini dapat disejajarkan dengan makna denotasi.
4. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu satuan bahasa yang
dimiliki melalui proses gramatikal.
5. Makna idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok
kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usul kemunculannya. Makna ini
bersifatkiasan.
Contoh:
keras kepala, yang berarti susah diatur bukan berarti kepala
yang keras.
Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam
pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.
Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan
dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).
Contoh:
rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan : mengunyah dan menelan sesuatu
makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan Makna leksikal
kata-kata tersebut dimuat dalam kamus.
Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul
akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).
Contoh:
berumah : mempunyai rumah
rumah-rumah : banyak rumah
rumah makan : rumah tempat makan
rumah ayah : rumah milik ayah
Kalimat Efektif
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran
lengkap. Sebuah kalimat paling kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat
dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa
Indonesia kelima ciri tesebut ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat
berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan
berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum menjamin bahwa
kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang
bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima
ciri kalimat diatas. Hal itu karena tidak terlihat unsur subjek di dalam
kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4), yaitu: gramatikal,
masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari
interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa
Indonesia.
Hal-Hal yang Berhubungan Dengan
Kalimat
Penempatan Unsur-unsur Kalimat
Dilihat dari sudut unsur struktur, kalimat terdiri dari
unsur yakni berupa kata.Unsur itulah yang bersama-sama dan menurut system
tertentu membangun struktur itu.
1. Subyek
Subyek adalah unsur yang di perkatakan dalam kalimat.
Contoh:
Aku adalah seorang artis.
2. Prediket
Kata yang dalam sebuah kalmat berfungsi memberitahukan apa,
mengapa, atau bagaimana subyek itu di sebut prediket.
Contoh:
Aku sebetulnya seoarang artis
3. Pelengkap
Sering kali prediket sebuah kalimat harus di lengkapi lagi
dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap.
Unsur pelengkap biasanya berada di belakang prediket.
Contoh:
Aku tidak menyukai pekerjaan itu.
4. Kata Perangkai
Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur
prediket, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Kegemaranku
ialah menulis dan melukis.
Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Penggunaan kata yang mengalami perubahan makna dalam
perkembangan penggunaannya,kata sering mengalami perubahan makna.
Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran
konotasi,rentang masa penggunaan,jarak dan lain-lain. Namun yang
jelas,perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam
yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan asosiasi. Untuk lebih
jelasnya perhatikan penjelasan dibawah ini:
Macam-macam perubahan makna:
a. Menyempit/spesialisasi
Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata
yang pada awalnya penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi
penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
Contoh:
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas
atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau
seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang
bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
b. Meluas/generalisasi
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian
menyempit.
Contoh:
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan
menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut
dipakai untuk keadaan yang lebih luas.
Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele
merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
c. Amelioratif
Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang
positif,dan tidak menguntungkan.
Contoh:
Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang
dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam
kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata
daripada makna kata pada awal pemakaiannya.
Contoh:
Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi
menurun atau negatif.
e. Asosiasi
Yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata
dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar
kalimat “hati-hati dengan tukang catut itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas
tergolong kata-kata dengan makna asosiatif,begitu pula dengan kata kacamata
dalam:menurut kacamata saya,perbuatan anda tidak benar.
f. Sinestesia
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara
dua indera,misalnya dari indera pengecap keindera penglihatan.
Contoh:
Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna
enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh
indera penglihatan.Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.
sumber: https://nurkholismzzstimkpringsewu.wordpress.com/tugas/b-b-indo/penyusunan-kalimat-efektif/
https://dioramakata.wordpress.com/2014/01/09/struktur-leksikal/
http://ruangbacabajang.blogspot.co.id/2013/05/makna-kata.html
https://indahpertiwi2.wordpress.com/2015/01/07/pilihan-kata-atau-diksi/
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/kata-frasa-klausa-dan-diksi.html
0 komentar:
Posting Komentar