This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 10 November 2015

Tugas 2 bahasa indonesia (softskill)

Ucapan dan Ejaan

Arti Ucapan

Ucapan

Ucapan yang sering kita gunakan di kehidupan sehari hari adalah bahasa pengantar dari kita ke orang lain yang memiliki sebuah maksud dan tujuan. bahasa pengantar kita adalah bahasa indonesia tetapi bahasa indonesia adalah bahasa penuntun atau bahasa kedua. Kita sering dapat menentukan daerah asal seseorang dengan menggunakan bahasa yang digunakannya.
Tanda Baca
Ada beberapa macam tanda baca seperti titik (.), koma(,), titik koma (;), titik dua (:), dan tanda petik (“..”)

Tanda Titik(.)
Tanda titik dipakai untuk menandai berakhirnya sebuah kalimat. kemudian tanda titik juga dipergunakan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab. Contoh :
Ibu memasak ikan di dapur dengan menggunakan wajan,
Asep bermain bola kaki di lapangan.
yang perlu diperhatikan adalah kapan seharusnya titik tidak digunakan. Seperti SMA,SMP,ABRI tidak menggunakan titik. Alamat surat baik pengirim ataupun alamat yang dituju juga tidak menggunakan titik karena alamat tersebut tidak merupakan sebuah kalimat
Tanda Koma(,)
Tanda koma digunakan untuk menandai adanya jeda di dalam suatu kalimat. Contoh :
Ibu ke pasar membeli cabe, bawang putih, bawang merah, jahe, timun, dan tomat di pasar.
Saya membeli ikan, gurita, cumi, ayam, dan daging sapi, ketika dipasar.
Tanda Titik Koma (;).
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat  sejenis dan setara. Contoh :
hari sudah malam; si Andi belum juga pulang ke rumah
Tanda titik koma digunaka untuk membatasi bagian-bagian kalimat yang sudah mengandung koma. Contoh :
Andi membeli sepatu, baju, celana dan Kaos kaki; sedangkan Budi membeli gelang, kalung, cincin dan minyak harum.
 Tanda Titik Dua (:).
Tanda Titik Dua juga digunakan pada kata-kata misalnya, contohnya, sebagai berikut yang diikuti perincian. Contoh :
Ketua : Ridho amdeni
Sekretaris : Jessica Veranda Tanumihardja
Bendahara : Milenia Christiani Glory Gunawan
Tanda Titik Dua dipakai  akhir suatu pernyataan  yang lengkap  dan diikuti oleh  rangkaian  atau perincian. Contoh :
Ridho membeli : baju, sepatu, sendal, dan ikat pinggang.
Tanda Petik (“___”).
Biasanya tanda petik di cetak dengan menggunakan huruf miring. Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring. Melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik tetap digunakan. Contoh :
ibu berteriak memanggil adik,”arif jangan lupa pulang untuk makan”
Tolong berpikirlah dengan “positive thinking”
 Tanda Hubung (-).
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang seperti kapan-kapan, buah-buahan, sayap-sayapan DLL. Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan tanggal, bulan, tahun. Contoh :
Pekanbaru,26 juni 1995
Tanda hubung juga digunakan untuk menghubungkan awalan atau akhiran di dalam bahasa indonesia yang dirangkaikan dengan kata dasar  asing. Contoh :
Di-Pukilin, Pe-Langgar-an, Pen-Cabut-an.

Tanda-Tanda Baca yang Lain
Tanda tanda baca yang lain ialah  tanda pisah (-), tanda elipsis (…), tanda tanya(?), tanda seru (!), tanda kurung (), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/), dan tanda penyikat /apostrof (‘).
Kata Dan Pilihan Kata
Pengertian kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Pengertian Pilihan Kata
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata-kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. (Nurgiyantoro 1998:290) Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

Makna Kata
Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Contohnya kata rumah yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h adalah bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu oleh bentuk kata tersebut.
Secara umum, makna kata dibedakan menjadi:
1. Makna denotasi
Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan makna yang terdapat dalam kamus.
2. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang didasarkan atas perasaan tertentu atau nilai rasater tentu disamping makna dasar yang umum.
3. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata sebagai satuan bebas. Makna ini dapat disejajarkan dengan makna denotasi.
4. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu satuan bahasa yang dimiliki melalui proses gramatikal.
5. Makna idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usul kemunculannya. Makna ini bersifatkiasan.
Contoh:
keras kepala, yang berarti susah diatur bukan berarti kepala yang keras.
Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.
Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat). Contoh:
rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan : mengunyah dan menelan sesuatu
makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus.
Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan). Contoh:
berumah : mempunyai rumah
rumah-rumah : banyak rumah
rumah makan : rumah tempat makan
rumah ayah : rumah milik ayah
Kalimat Efektif
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Sebuah kalimat paling kurang mengandung subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Namun hal itu belum menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadidkan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4), yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi, bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.
Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Kalimat
Penempatan Unsur-unsur Kalimat
Dilihat dari sudut unsur struktur, kalimat terdiri dari unsur yakni berupa kata.Unsur itulah yang bersama-sama dan menurut system tertentu membangun struktur itu.
1. Subyek
Subyek adalah unsur yang di perkatakan dalam kalimat.
Contoh:
Aku adalah seorang artis.
2. Prediket
Kata yang dalam sebuah kalmat berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subyek itu di sebut prediket.
Contoh:
Aku sebetulnya seoarang artis
3. Pelengkap
Sering kali prediket sebuah kalimat harus di lengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap. Unsur pelengkap biasanya berada di belakang prediket.
Contoh:
Aku tidak menyukai pekerjaan itu.
4. Kata Perangkai
Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur prediket, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Kegemaranku ialah menulis dan melukis.
Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna
Penggunaan kata yang mengalami perubahan makna dalam perkembangan penggunaannya,kata sering mengalami perubahan makna.
Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran konotasi,rentang masa penggunaan,jarak dan lain-lain. Namun yang jelas,perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan asosiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan dibawah ini:
Macam-macam perubahan makna:
a. Menyempit/spesialisasi
Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
Contoh:
Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
b. Meluas/generalisasi
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.
Contoh:
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas.
Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
c. Amelioratif
Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak menguntungkan.
Contoh:
Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
d. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya.
Contoh:
Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
e. Asosiasi
Yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna asosiatif,begitu pula dengan kata kacamata dalam:menurut kacamata saya,perbuatan anda tidak benar.
f. Sinestesia
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,misalnya dari indera pengecap keindera penglihatan.

Contoh:

Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan.Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.

sumber: https://nurkholismzzstimkpringsewu.wordpress.com/tugas/b-b-indo/penyusunan-kalimat-efektif/
https://dioramakata.wordpress.com/2014/01/09/struktur-leksikal/
http://ruangbacabajang.blogspot.co.id/2013/05/makna-kata.html
https://indahpertiwi2.wordpress.com/2015/01/07/pilihan-kata-atau-diksi/
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2013/02/kata-frasa-klausa-dan-diksi.html